TASSESE, yah itu lah nama desa yang saya
kunjungi kemarin. Desanya
cukup indah. Ditambah
lagi orang-orang
nya yang sangat ramah dan anak-anak
desa Tasesse yang cukup bisa di ajak bercanda. Tanggal 22 Agustus 2013 saya
bersama teman-teman
PILAR melaksanakan kegiatan Literary
Picnic di Tasesse.
Ini adalah kegiatan yang baru pertama kali saya ikuti dan
sangat membawa kesan tersendiri untuk saya. Saya lupa tepat tanggal berapa, kak
Tami memberitahu saya untuk ikut bersama teman–teman yang lain berkunjung ke
Tasesse. Saya
merasa cukup senang bisa di ajak pergi
ke desa itu. Sebelumnya saya sudah pernah dengar tentang Tasesse dari teman-teman yang pernah berkunjung
sebelum saya. Mereka
banyak bercerita tentang keindahannya, terutama Kopi Tasesse. Kopi Tasesse itu membuat saya
penasaran dengan rasanya.
Sayangnya
kepergian ku ke Tasesse
bukan waktu yang tepat karena Kopi Tasesse belum panen pada saat itu.
Yah,
mungkin itu salah satu hal yang membuat saya ingin kembali ke Tasesse lagi lain
waktu. Tidak hanya tentang Kopinya yang membuat ku ingin kembali ke desa itu, tapi kerinduanku
bermain bersama adik-adik di sana.
Adik–adik yang masih sangat lugu, yang sangat suka bertani, yang
bermain bersama dengan sebayanya dan adik-adik perempuanku yang sangat suka membantu
memasak jika ada acara-acara
di desa. Sedikit berbeda dengan adik-adik
yang ada di kota yang rata-rata
bermain dengan gadget-nya. Agak miris melihatnya. Semoga
sekembali ku kesana suasana itu masih ada. Suasana bermain, mencari buah-buahan bersama, dan menyusun buku bersama. Itu
sedikit cerita tentang kenangan di Tasesse.
Pada 21 Agustus 2013 kak Tami bersama
ku menyusun agenda dan mempersiapkan
kepergian kami ke
Tasesse. Saat
itu Saldo Akhir PILAR yang saya catat sebesar Rp 10.465.424,-. Yah, lumayan banyak lah menurut
ku. Tapi, kami
tidak menggunakan semua
dana
itu untuk acara Literary Picnic di Tasesse. Sebanyak 13 orang yang pergi pada
saat itu bersedia patungan
memberikan sumbangan berjumlah Rp
295.000,- sehingga saldo saat sebelum keberangkatan terkumpul sebesar Rp 10.760.424,-.
Literary
Picnic yang di adakan di Tassesse berlangsung selama 3 hari 2 malam, yakni 23-25 Agustus 2013.
Keperluan
makan dan
tempat tinggal sudah dipersiapkan jauh sebelum keberangkatan.
Teman-teman lain, sekitar 10 orang, berangkat dengan
menggunakan kendaraan pribadinya masing-masing. PILAR menanggulangi biaya
bensin mereka menuju ke Desa Tassese sekitar Rp 75.000,-. Lain hal nya
denganku. Saya bersama kak Tami pergi naik mobil bersama 2 orang penumpang dan seorang supir yang tidak lain
adalah warga Tasesse untuk membawa barang-barang keperluan disana. Rencana awalnya, kami hendak men-carter[1]
mobil angkutan. Kebetulan, ada beberapa warga Tassese yang memang bekerja
sebagai supir angkutan dengan rute Tassese – Sungguminasa (pusat Kabupaten
Gowa). Setelah sepakat mengenai waktu dan biaya carter, kami pun dijemput di Sekret AcSI tepat pukul 12.00 WITA
pada tanggal 23 Agustus 2013.
Sebelum menuju Tasesse,tempat tujuan pertama yang kami
datangi adalah Pasar Sungguminasa. Di pasar, saya dan kak tami berbelanja kebutuhan
makanan dan barang-barang tambahan selama kegiatan Tassese Literary Picnic. Berbagai macam sayur, ikan kering, kentang dan
wortel, cabai, beberapa kopi sachet,
teh saring, gula pasir, kecap dan sambel botol, beberapa rak telur, dan mi sachet . Masih ada beberapa barang
lainnya yang kami perkirakan akan dibutuhkan selama kegiatan, hanya saja
nota-nota yang diberikan penjual-penjual di Pasar sangat tidak detail. Bahkan
ada beberapa transaksi yang tidak kami lengkapi nota karena di Pasar sangat
jarang ditemui pedagang yang memiliki nota. Ini bisa jadi pembelajaran kami ke
depan, jika ingin ke Pasar, bawa nota sendiri.
Sepeninggal dari pasar, tempat tujuan kedua kami adalah
toko bahan bangunan untuk keperluan perpusatakaan. Papan tripleks panjang
dengan sisi yang bisa difungsikan untuk papan tulis (whiteboard) adalah barang utama yang kami cari. Papan tripleks ini
rencana akan kami tempelkan di salah satu sisi rumah sebagai dinding, sekalian
papan coret-coret karya bagi siapa saja yang ingin menulis apa saja. Selain
itu, beberapa paku, senter, lem fox, dan kawat kawat pengait adalah hal-hal
yang kami beli.
Setelah semua kebutuhan sandang dan pangan terpenuhi,
perjalanan pajang kami pun dimulai. Jalan yang berlika-liku dan bebatuan itu
tidak gentar membuat pak sopir mengemudikan mobilnya. Setelah melewati jalan
yang begitu panjang dengan berbagai macam jalan berlubang tiba
lah saya
di Tasesse bersama langit biru,
awan putih dan hangatnya
sambutan
warga Tasesse membuat hari itu sangat bahagia bagiku.
Pada Tanggal 22 Agustus 2013 dana yang keluar sebesar
Rp 402.400,- . Dana itu terpakai untuk biaya transportasi teman-teman yang
menggunakan motor sebesar Rp 75.000,- ditambah lagi untuk membeli rempah-rempah dan
bahan makanan selama disana sebesar Rp 327.400,-. Alhamdullilah
itu menjadi pengeluaran pertama saat di Tasesse. Keesokan harinya,
23 Agustus 2013, biaya kehidupan disana bertambah
karena banyak hal yang dipersiapkan untuk keperluan perpustakaan, sebesar Rp 834.700,-. Adapun bahan-bahan yang diperlukan seperti membeli
foltur, paku, timba dan tripleks whiteboard
sebesar Rp 147.900,-. Bahan lainnya yang diperlukan disana seperti spidol, kuas
lukis, oil pastel dan bahan lainnya mengeluarkan dana sebesar Rp 386.800,-. Terakhir,
biaya trasnportasi barang-barang mentah sebesar Rp 300.000,-. Jujur itu lumayan
banyak.
Sedikit cerita tentang malam
terakhir di Tasesse. Malam
itu ada agenda Malam
Puisi yang
di buat oleh Aan Mansyur,
penulis
dari Makassar. Aan Mansyur
juga jadi salah satu pencetus ide kegiatan Tassese Literary Picnic ini. Sungguh indah malam itu
dibawah sinar terangnya bulan dan kerlipnya cahaya bintang. Kita duduk bersama di atas batu besar di
samping hamparan
sawah yang begitu indah untuk sedikit mengungkapankan keluh kesah di hati. Sebagai pelopor kegiatan malam puisi, Kak Aan membuka
malam itu dengan membacakan salah satu puisinya. Tak selesai hanya di bait
puisi. Oleh kak Aan, setiap orang harus membaca satu atau lebih puisi. Ungkapan
demi ungkapan pun terucap dari bibir teman-teman. Hal yang menarik juga sebelum
acara ditutup, yaitu acara take and give
barang berharga yang kita miliki pada saat itu. Suatu kebahagiaan tersendiri
bagiku mendapat buku dari Seorang Aan Mansyur.
Ok,
kita kembali ke topik awal yaitu soal saldo PILAR. Hari ke tiga di Tassese, 25 Agustus 2013, adalah hari persiapan pulang. Adapun
dana yang yang kami keluarkan tidak begitu besar. Dana sebesar
Rp 180.000,- kami pakai untuk membayar sewa tenda selama 3 hari
2 malam di Tasesse. Sekarang saldo PILAR sebesar Rp 9.343.324,-.
Alhamdullilah, saldo terakhir sudah saya rincikan dengan cerita dan kesan saya yang bahagia di
Tassese. Akhirnya laporan ini selesai juga. Sengaja memang saya buat tidak seperti laporan
keuangan formil pada umumnya. Saya sangat susah memisahkan kronologis anggaran
dana dan pengalaman yang seru selama di sana.
Semoga bermanfaat, dan terima kasih atas bantuan Anda
semua. J